Makna Lambang Kopassus
Sabtu 13 November 2021 04:16 WIB
PRAJURIT Kopassus identik dengan Pakaian Dinas Lapangan (PDL) loreng bercorak macan tutul. Namun, ketika Danjen Kopassus berganti menjadi Kolonel Moeng Pahardimulyo, PDL dengan corak macan tutul pun ikut berganti menjadi corak darah mengalir. PDL dengan corak terbaru ini resmi diperkenalkan Kopassus saat hari ulang tahun TNI (dulu ABRI) tanggal 5 Oktober 1964.
Prajurit Kopassus juga identik dengan baret merahnya. Baret merah Kopassus mempunyai filosofi tersendiri. Yaitu warna merah mengandung arti keberanian yang luar biasa, motivasi tinggi untuk meraih kesuksesan, kematangan dalam pola pikir dan olah rasa, mempunyai keseimbangan dalam Intelligent Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ). Setiap penugasan harus tercapai suatu kemenangan dalam merebut sasaran yang diperintahkan.
“Konsep Baret Merah baru digunakan ketika Kesatuan Komando Tentara Teritorium (Kesko TT)-III/Siliwangi diganti sebutannya menjadi Korps Komando Angkatan Darat (KKAD) pada 1953 yang merupakan cikal bakal Kopassus. Konsep Baret Merah diambil lantaran saat itu belum ada baret berwarna merah membara seperti sekarang,” tulis buku Kopassus untuk Indonesia Jilid II, dikutip Sabtu (13/11/2021).
Kala itu, KKAD menerima baret berwarna cokelat sama seperti pasukan artileri. Untuk memberi rona warna merah sekaligus membedakannya dengan baret cokelat biasa, baret pembagian direbus air teh dicampur dengan sabun. Sejak saat itu, Baret Merah menjadi ciri khas Kopassus.
Baca juga:
Denjaka, Pasukan Elite TNI AL yang Serba Bisa
--------------------------------
Presiden Jokowi: Dirgahayu TNI, Bersatu, Berjuang, Kita Pasti Menang!
--------------------------------
Di Baret Merah, terdapat emblem yang mengombinasikan pisau belati, jangkar, dan sayap yang dibingkai dalam bingkai segi delapan. Emblem yang tidak pernah terpisah dari baret ini merupakan gagasan dari Idjon Djanbi yang meminta kepada Letnan Dodo Sukamto, Perwira di Biro Pengajaran SPKAD dibantu Sersan Hasan sebagai juru gambar untuk merancang desain emblem pada baret tersebut.
Idjon Djanbi awalnya bernama Roger Bernard Visser, anak petani Bunga Tulip yang sempat jadi sopir Ratu Belanda, Wilhelmina di masa Perang Dunia II. Ia dimintai bantuan untuk merintis cikal-bakal pasukan komando yang terlatih untuk tugas khusus, dengan personel pilihan yang digembleng sangat keras.
Bentuk pisau belati melambangkan operasi darat, sedangkan jangkar lambang kemampuan maritim, dan sayap yang melambangkan kecepatan mobilitas. Dalam perjalanannya terjadi beberapa kali perubahan dalam lukisan pada pataka Kopassus.
Namun masih tetap sama dengan lambang emblem yang digunakan sebelumnya, kecuali perubahan pada bagian tulisan yang semula tertulis nama satuan diganti dengan sesanti “Mahir dan Andal” Desain pisau Komando yang terhunus ke atas juga mengalami sedikit perubahan yaitu menjadi pisau Komando dengan tiga alur atau ulir pada gagangnya yang menggambarkan tiga kemampuan prajurit Komando dan tiga janji prajurit Komando.
Simak Selengkapnya di Infografis.
#tni ad #Idjon Djanbi #Kopassus
Prajurit Kopassus juga identik dengan baret merahnya. Baret merah Kopassus mempunyai filosofi tersendiri. Yaitu warna merah mengandung arti keberanian yang luar biasa, motivasi tinggi untuk meraih kesuksesan, kematangan dalam pola pikir dan olah rasa, mempunyai keseimbangan dalam Intelligent Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ). Setiap penugasan harus tercapai suatu kemenangan dalam merebut sasaran yang diperintahkan.
“Konsep Baret Merah baru digunakan ketika Kesatuan Komando Tentara Teritorium (Kesko TT)-III/Siliwangi diganti sebutannya menjadi Korps Komando Angkatan Darat (KKAD) pada 1953 yang merupakan cikal bakal Kopassus. Konsep Baret Merah diambil lantaran saat itu belum ada baret berwarna merah membara seperti sekarang,” tulis buku Kopassus untuk Indonesia Jilid II, dikutip Sabtu (13/11/2021).
Kala itu, KKAD menerima baret berwarna cokelat sama seperti pasukan artileri. Untuk memberi rona warna merah sekaligus membedakannya dengan baret cokelat biasa, baret pembagian direbus air teh dicampur dengan sabun. Sejak saat itu, Baret Merah menjadi ciri khas Kopassus.
Baca juga:
Denjaka, Pasukan Elite TNI AL yang Serba Bisa
--------------------------------
Presiden Jokowi: Dirgahayu TNI, Bersatu, Berjuang, Kita Pasti Menang!
--------------------------------
Di Baret Merah, terdapat emblem yang mengombinasikan pisau belati, jangkar, dan sayap yang dibingkai dalam bingkai segi delapan. Emblem yang tidak pernah terpisah dari baret ini merupakan gagasan dari Idjon Djanbi yang meminta kepada Letnan Dodo Sukamto, Perwira di Biro Pengajaran SPKAD dibantu Sersan Hasan sebagai juru gambar untuk merancang desain emblem pada baret tersebut.
Idjon Djanbi awalnya bernama Roger Bernard Visser, anak petani Bunga Tulip yang sempat jadi sopir Ratu Belanda, Wilhelmina di masa Perang Dunia II. Ia dimintai bantuan untuk merintis cikal-bakal pasukan komando yang terlatih untuk tugas khusus, dengan personel pilihan yang digembleng sangat keras.
Bentuk pisau belati melambangkan operasi darat, sedangkan jangkar lambang kemampuan maritim, dan sayap yang melambangkan kecepatan mobilitas. Dalam perjalanannya terjadi beberapa kali perubahan dalam lukisan pada pataka Kopassus.
Namun masih tetap sama dengan lambang emblem yang digunakan sebelumnya, kecuali perubahan pada bagian tulisan yang semula tertulis nama satuan diganti dengan sesanti “Mahir dan Andal” Desain pisau Komando yang terhunus ke atas juga mengalami sedikit perubahan yaitu menjadi pisau Komando dengan tiga alur atau ulir pada gagangnya yang menggambarkan tiga kemampuan prajurit Komando dan tiga janji prajurit Komando.
Simak Selengkapnya di Infografis.
#tni ad #Idjon Djanbi #Kopassus