Orang Sakit Jantung Bisa Meninggal kalau Dikagetkan, Mitos atau Fakta?
Rabu 26 Januari 2022 11:35 WIB
Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dr. Radityo Prakoso, SpJP (K), FIHA setiap manusia memiliki faktor risiko penyakit jantung. Faktor risiko tersebut terbagi menjadi dua bagian, yakni yang dapat dimodifikasi, dan juga tidak dapat dimodifikasi.
Baca juga: Waspada Serangan Jantung Usai Sembuh Covid-19!
Adapun faktor yang tidak dapat dimodifikasi meliputi genetik atau keturunan, jenis kelamin, dan usia. Sementara faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi meliputi, diet yang tidak sehat karena kebiasaan masakan orang Indonesia, kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan stres.
Tapi, salah satu kepercayaan yang banyak beredar adalah bahwa mengagetkan orang yang sakit jantung, bisa menyebabkan kematian akibat serangan jantung. Lantas, benarkah seseorang bisa meninggal karena kaget?
Baca juga: Yuk Kenali 4 Jenis Penyakit Jantung
Hormon adrenalin pun akan mengalir dari sistem saraf otak menuju sel-sel otot jantung. Hal ini menyebabkan kontraksi hebat pada otot jantung. Kalau adrenalin yang
masuk ke jantung terlalu banyak, otot jantung akan terus berkontraksi hebat dan tak bisa melemas kembali. Akhirnya, jantung akan berdetak dengan kecepatan yang tidak wajar.
Tubuh manusia tidak akan mampu menerima pacuan jantung dahsyat seperti ini. Aliran darah ke seluruh tubuh pun jadi terhenti secara mendadak karena kegagalan fungsi jantung. Inilah mengapa kaget menyebabkan kematian.
Lantas, siapa saja yang rentan mengalami kematian karena kaget? Orang muda dan orang yang sehat juga bisa mengalami kematian mendadak karena terkejut. Ya, fenomena ini tak hanya menyerang orang lanjut usia dan orang yang punya riwayat penyakit atau serangan jantung saja. Maka sebaiknya Anda tidak sembarangan mengagetkan orang.
Untuk menurunkan risiko kematian karena terkejut, Anda bisa mencoba meditasi, yoga, atau teknik-teknik relaksasi lainnya. Relaksasi bisa membantu sistem saraf Anda supaya tidak bereaksi secara berlebihan kalau kaget.
Selengkapnya simak infografis diatas ya.
Baca juga: Waspada Serangan Jantung Usai Sembuh Covid-19!
Adapun faktor yang tidak dapat dimodifikasi meliputi genetik atau keturunan, jenis kelamin, dan usia. Sementara faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi meliputi, diet yang tidak sehat karena kebiasaan masakan orang Indonesia, kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan stres.
Tapi, salah satu kepercayaan yang banyak beredar adalah bahwa mengagetkan orang yang sakit jantung, bisa menyebabkan kematian akibat serangan jantung. Lantas, benarkah seseorang bisa meninggal karena kaget?
Baca juga: Yuk Kenali 4 Jenis Penyakit Jantung
Hormon adrenalin pun akan mengalir dari sistem saraf otak menuju sel-sel otot jantung. Hal ini menyebabkan kontraksi hebat pada otot jantung. Kalau adrenalin yang
masuk ke jantung terlalu banyak, otot jantung akan terus berkontraksi hebat dan tak bisa melemas kembali. Akhirnya, jantung akan berdetak dengan kecepatan yang tidak wajar.
Tubuh manusia tidak akan mampu menerima pacuan jantung dahsyat seperti ini. Aliran darah ke seluruh tubuh pun jadi terhenti secara mendadak karena kegagalan fungsi jantung. Inilah mengapa kaget menyebabkan kematian.
Lantas, siapa saja yang rentan mengalami kematian karena kaget? Orang muda dan orang yang sehat juga bisa mengalami kematian mendadak karena terkejut. Ya, fenomena ini tak hanya menyerang orang lanjut usia dan orang yang punya riwayat penyakit atau serangan jantung saja. Maka sebaiknya Anda tidak sembarangan mengagetkan orang.
Untuk menurunkan risiko kematian karena terkejut, Anda bisa mencoba meditasi, yoga, atau teknik-teknik relaksasi lainnya. Relaksasi bisa membantu sistem saraf Anda supaya tidak bereaksi secara berlebihan kalau kaget.
Selengkapnya simak infografis diatas ya.
