5 Daftar Negara yang Jadi Sarang Perbudakan

Penulis: Bayu Airlangga , Ilustrasi: Jurnalis
Kamis 31 Maret 2022 10:56 WIB
Di era modern ini, praktik kerja paksa seharusnya sudah minim terjadi atau bahkan tidak lagi dilakukan. Akan tetapi, beberapa negara di dunia ada yang masih memiliki jumlah budak tinggi di masa modern ini.
Berikut adalah 5 negara yang menjadi sarang perbudakan:
 
BACA JUGA: 5 Negara Terbaik di Eropa untuk Dijelajahi dengan Kereta
 
1. Bangladesh
Melansir Sindonews, jumlah budak yang ada di Bangladesh pada masa modern ini mencapai 1,5 juta orang atau 0,95% dari populasi Bangladesh. UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) mencatat sebagian besar buruh tersebut bekerja di wilayah pedesaan Bangladesh secara ilegal.
Meskipun begitu, para pekerja rela melakukan tugasnya demi bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan membayar tagihan utang.
 
BACA JUGA: 5 Negara Jadi Ancaman Terbesar di Indonesia
 
2. China
China memiliki jumlah budak sebanyak 3,8 juta orang. Angka itu dipublikasikan dalam Global Slavery Index. Bangkitnya ekonomi China yang drastis selama 100 tahun belakangan ini membuat China muncul sebagai negara dengan ekonomi terbesar. Seiring hal itu, praktik kerja paksa atau perbudakan juga banyak dilakukan di Negeri Tirai Bambu tersebut. Kerja paksa biasanya dilakukan di ranah produksi barang-barang padat karya yang murah dan tempat pembakaran batu bara.
Di tahun 2016, ada sebuah kasus di China yang menjadi sorotan dunia. Para pekerja di bawah umur yang ada di pabrik garmen wilayah Changshu, Jiangsu kedapatan mengalami kerja paksa. Mereka harus bekerja lembur tanpa bayaran. Jika menolak, para pekerja tersebut akan dipukuli.
3. India
Jumlah orang yang menjadi korban perbudakan modern di India ditaksir mencapai 18,3 juta jiwa. Bentuk perbudakan yang paling umum di India adalah mewajibkan seseorang yang meminjam uang, untuk bekerja dengan bayaran sangat rendah. Banyak yang mengatakan, jumlahnya hanya cukup untuk hidup sampai esok hari saja.
Sementara itu, situs Walk Free-Global Slavery Index mengungkap adanya modus yang dilakukan para pemilik perusahaan untuk mendapatkan tenaga buruh. Nantinya, mereka akan menjadi korban keganasan sistem kerja paksa di negara itu. Pihak perusahaan akan merayu keluarga di pedesaan India agar tertarik untuk mengirimkan anaknya sebagai pekerja. Biasanya keluarga yang dituju adalah keluarga dengan tingkat ekonomi rendah.
4. Indonesia
Indonesia disebut memiliki 736 ribu budak modern. Angka itu setara dengan 0,28% dari jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan. Kenyataan tersebut membuat Indonesia berada di urutan pertama negara dengan jumlah budak modern terbanyak di Asia Tenggara. Diikuti Myanmar di posisi kedua dan Thailand pada peringkat ketiga.
Indonesia Investment menyebut, contoh perbudakan modern yang terjadi di Tanah Air adalah korban perdagangan manusia yang dipaksa untuk bekerja sebagai nelayan dan ditelantarkan di pulau-pulau terpencil. Mereka juga diperas tenaganya tanpa dibayar dan mendapat kekerasan fisik. Tidak hanya pekerja lokal, perbudakan modern di Indonesia terkadang juga melibatkan tenaga kerja asing yang berada dari berbagai negara, seperti Kamboja, Laos dan Myanmar.
5. Korea Utara
Sebanyak 2,6 juta budak modern dimiliki oleh Korea Utara. Mengutip informasi yang disampaikan dalam laman The Washington Post, sebagian besar dari mereka bahkan dipaksa bekerja oleh negara; bukan lagi oleh pemilik atau pimpinan perusahaan. Banyak pihak menilik bahwa pemerintah Korea Utara memang sangat lemah dalam menanggapi isu perbudakan ini. Tidak hanya kerja paksa, angka pernikahan paksa dan eksploitasi anak juga tinggi di Korea Utara.