Sejarah dan Filosofi Ketupat Lebaran
Senin 02 Mei 2022 11:09 WIB
ASAL muasal ketupat Lebaran dan makna filosofi akan diulas dalam artikel ini. Ya, ketupat memang hidangan yang sangat identik dengan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia. Biasanya, menu ini dipadukan dengan opor ayam, sambal goreng ati, semur daging, kerupuk dan beberapa makanan lainnya.
Baca Juga: 5 Dampak Makan Berlebihan Saat Lebaran, Hati-Hati!
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ketupat sendiri merupakan makanan yang dibuat dari beras dimasukkan ke dalam anyaman pucuk daun kelapa, berbentuk kantong segi empat dan sebagainya, kemudian direbus, dimakan sebagai pengganti nasi.
Makna filosofi ketupat
1. Mencerminkan berbagai macam kesalahan manusia. Hal itu dilihat dari rumitnya anyaman bungkus ketupat.
2. Mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan, dilihat dari warna putih ketupat jika dibelah dua.
3. Mencerminkan kesempurnaan, jika dilihat dari bentuk ketupat. Semua itu dihubungkan dengan kemenangan umat Muslim setelah sebulan berpuasa dan akhirnya menginjak hari yang fitri.
Baca Juga: Resep Opor Ayam Lebaran
Sementara itu, tadisi ketupat (kupat) lebaran sendiri menurut cerita adalah simbolisasi ungkapan dari bahasa Jawa ku = ngaku (mengakui) dan pat = lepat (kesalahan) yang digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam mensyiarkan ajaran Islam di Pulau Jawa yang pada waktu itu masih banyak yang meyakini kesakralan kupat.
Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Ngaku lepat ini merupakan tradisi sungkeman yang menjadi implementasi mengakui kesalahan (ngaku lepat) bagi orang Jawa. Prosesi sungkeman yakni bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun.
Selengkapnya simak dalam infografis ya!
Lihat Juga: 5 Inspirasi Kue Lebaran
Baca Juga: 5 Dampak Makan Berlebihan Saat Lebaran, Hati-Hati!
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ketupat sendiri merupakan makanan yang dibuat dari beras dimasukkan ke dalam anyaman pucuk daun kelapa, berbentuk kantong segi empat dan sebagainya, kemudian direbus, dimakan sebagai pengganti nasi.
Makna filosofi ketupat
1. Mencerminkan berbagai macam kesalahan manusia. Hal itu dilihat dari rumitnya anyaman bungkus ketupat.
2. Mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan, dilihat dari warna putih ketupat jika dibelah dua.
3. Mencerminkan kesempurnaan, jika dilihat dari bentuk ketupat. Semua itu dihubungkan dengan kemenangan umat Muslim setelah sebulan berpuasa dan akhirnya menginjak hari yang fitri.
Baca Juga: Resep Opor Ayam Lebaran
Sementara itu, tadisi ketupat (kupat) lebaran sendiri menurut cerita adalah simbolisasi ungkapan dari bahasa Jawa ku = ngaku (mengakui) dan pat = lepat (kesalahan) yang digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam mensyiarkan ajaran Islam di Pulau Jawa yang pada waktu itu masih banyak yang meyakini kesakralan kupat.
Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Ngaku lepat ini merupakan tradisi sungkeman yang menjadi implementasi mengakui kesalahan (ngaku lepat) bagi orang Jawa. Prosesi sungkeman yakni bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun.
Selengkapnya simak dalam infografis ya!
Lihat Juga: 5 Inspirasi Kue Lebaran