3 Amalan Bulan Muharam yang Jarang Diketahui

Penulis: Bayu Airlangga , Ilustrasi: Jurnalis
Sabtu 23 Juli 2022 17:26 WIB
ADA 3 amalan bulan Muharam yang jarang diketahui. Padahal keutamaannya sangat besar, karena Muharam termasuk satu dari empat bulan suci (haram) bersama Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Rajab.
Dari Abu Bakrah radhiallahu‘anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
 
"Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharam, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan Sya'ban." (HR Al Bukhari dan Muslim)
 
 
Baca juga: 5 Tips Melatih Anak Puasa Ramadan Menurut Psikolog


Oleh karena itu, bulan Muharam sarat dengan pahala dan ladang beramal bagi kaum Muslimin. Memulai awal tahun dengan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala supaya pasti dalam melangkah dan menatap masa depan dengan optimis.
Nah, berikut ini amalan-amalan sunah yang dianjurkan dikerjakan pada Muharam, sebagaimana dijelaskan Ustadz Syahrul Fatwa dalam laman Muslim.or.id:
1. Puasa

 
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
"Puasa yang paling afdhol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah al-Muharram." (HR Muslim 1982)
Hadis ini sangat jelas sekali bahwa puasa sunah yang paling afdhol setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharam. Maksud puasa di sini adalah puasa secara mutlak. Memperbanyak puasa sunah pada bulan ini, utamanya ketika hari ‘Asyura (10 Muharam).
 
Baca juga: 5 Negara Miliki Waktu Puasa Terlama


Akan tetapi perlu diingat tidak boleh berpuasa pada seluruh hari bulan Muharam, sebab Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berpuasa sebulan penuh kecuali pada Ramadhan saja. (HR Bukhari: 1971, Muslim: 1157. Lihat Syarah Shahih Muslim, An-Nawawi 8/303)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: "Ini adalah puasa yang paling afdhol bagi orang yang hanya berpuasa pada bulan ini saja, sedangkan bagi yang terbiasa berpuasa terus pada bulan lainnya yang afdhol adalah puasa Daud." (Kitab as-Siyam Min Syarhil U’mdah, Ibnu Taimiyyah 2/548).
2. Memperbanyak amal salih
 
Sebagaimana perbuatan dosa pada bulan ini akan dibalas dengan dosa yang besar maka begitu pula perbuatan baik. Bagi yang beramal salih pada bulan ini maka akan menuai pahala yang besar sebagai kasih sayang dan kemurahan Allah Subhanahu wa ta'ala kepada para hamba-Nya.
Ini adalah keutamaan yang besar, kebaikan yang banyak, tidak bisa dikiaskan. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta'ala adalah pemberi nikmat, pemberi keutamaan sesuai kehendaknya dan kepada siapa saja yang dikehendaki. Tidak ada yang dapat menentang hukumnya dan tidak ada yang dapat menolak keutamaan-Nya. (At-Tamhid, Ibnu Abdil Barr 19/26, Fathul Bari, Ibnu Hajar 6/5).
3. Tobat

 
Tobat adalah kembali kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dari perkara yang Dia benci secara lahir dan batin menuju kepada perkara yang Dia senangi. Menyesali atas dosa yang telah lalu, meninggalkan seketika itu juga dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali. Taubat adalah tugas seumur hidup.
Maka kewajiban seorang Muslim apabila terjatuh dalam dosa dan maksiat untuk segera bertobat, tidak menunda-nundanya, karena dia tidak tahu kapan kematian akan menjemput. Dan juga perbuatan jelek biasanya akan mendorong untuk mengerjakan perbuatan jelek yang lain. Apabila berbuat maksiat pada hari dan waktu yang penuh keutamaan, maka dosanya akan besar pula, sesuai dengan keutamaan waktu dan tempatnya. Maka bersegeralah bertaubat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.