6 Tips Amankan Data Pribadi Selama Akses Media Sosial
Kamis 11 Agustus 2022 18:14 WIB
Mengakses media sosial kini sudah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat di era digital, sehingga setiap warganet perlu memahami pentingnya perlindungan data dan keamanan data pribadi saat memakai media sosial.
Berkaca dari hal itu, ITSEC Asia, perusahaan cyber security di Asia Pasifik, membagikan enam tips yang bisa diterapkan pengguna media sosial agar data pribadinya bisa terhindar dari potensi pembobolan atau pencurian data.
Tips pertama ialah membedakan alamat surel (surat elektronik) untuk media sosial dan layanan perbankan.
Presiden Direktur ITSEC Asia, Andri Hutama Putra, mengatakan bahwa masih banyak masyarakat yang menggunakan satu alamat email untuk semua kebutuhan mulai dari layanan perbankan, transaksi, media sosial, subscription, dan lainnya.
Menurutnya, hal ini akan sangat bahaya bagi data pribadi masing-masing karena saat email tersebut diserang, semua informasi yang ada di dalamnya bisa rentan dicuri.
"Maka dari itu, gunakan alamat email untuk tujuannya masing-masing, misalnya menggunakan alamat email yang berbeda antara kebutuhan transaksi dan media sosial," kata Andri, dikutip dari Antara, Kamis (11/8/2022).
Tips kedua pengguna media sosial juga harus secara berkala mengubah kata sandi jejaring sosialnya sehingga tidak mudah ditebak oleh pencuri data.
Walaupun terkesan sederhana, mengganti kata sandi secara berkala merupakan salah satu cara paling ampun dalam menjaga data pribadi agar tidak mudah dicuri.
Tips ketiga yang perlu anda lakukan untuk tetap aman di media sosial adalah jangan asal mengklik tautan mencurigakan.
Di media sosial banyak beredar informasi-informasi yang perlu kita cek ulang kebenarannya, dan jangan sembarang tergoda oleh tautan-tautan yang sebenarnya mencurigakan.
Hal ini, untuk menghindari serangan phising yang meretas informasi seperti data akun dan data pribadi lainnya.
Tips keempat, pastikan anda mengenali fitur-fitur pengaman aplikasi dan memanfaatkannya.
Di dalam aplikasi media sosial sebenarnya sudah ada berbagai fitur keamanan yang disediakan, seperti Two Factor Authentication (2FA), One Time Password (OTP), End-to-end encryption, setelan privasi, peringatan masuk akun, dan lainnya.
Kenali dan aktifkan fitur-fitur tersebut untuk menambah keamanan saat bersosial media.
Lalu, tips kelima yang sepertinya kerap dilupakan tetapi sebenarnya penting untuk menjaga data privasi anda, yakni berhati-hati saat memanfaatkan aplikasi Virtual Private Network (VPN).
Terutama untuk pengguna VPN tidak berbayar, anda perlu berhati-hati karena kemungkinan data-data pribadi yang ada di dalam perangkat kita dicuri oleh penjahat siber
Selain itu potensi infeksi malware juga bisa menyusupi VPN tak berbayar, oleh karena itu sebisa mungkin jika mengakses layanan jejaring sosial ataupun keuangan lebih baik tidak menggunakan VPN.
Terakhir, tips keenam, jangan pernah membagikan informasi-informasi penting di media sosial.
Informasi-informasi penting itu kadang secara tidak sadar ternyata dibagikan langsung oleh pengguna media sosial sehingga korban pencurian data sebenarnya secara tidak langsung membuka kelemahannya sendiri.
Misalnya foto tiket atau paspor, foto bukti vaksinasi, foto KTP, bahkan informasi terkait nomor ponsel pribadi kadang secara sembarang diunggah ke jagat dunia maya lewat media sosial.
Berkaca dari hal itu, ITSEC Asia, perusahaan cyber security di Asia Pasifik, membagikan enam tips yang bisa diterapkan pengguna media sosial agar data pribadinya bisa terhindar dari potensi pembobolan atau pencurian data.
Tips pertama ialah membedakan alamat surel (surat elektronik) untuk media sosial dan layanan perbankan.
Presiden Direktur ITSEC Asia, Andri Hutama Putra, mengatakan bahwa masih banyak masyarakat yang menggunakan satu alamat email untuk semua kebutuhan mulai dari layanan perbankan, transaksi, media sosial, subscription, dan lainnya.
Menurutnya, hal ini akan sangat bahaya bagi data pribadi masing-masing karena saat email tersebut diserang, semua informasi yang ada di dalamnya bisa rentan dicuri.
"Maka dari itu, gunakan alamat email untuk tujuannya masing-masing, misalnya menggunakan alamat email yang berbeda antara kebutuhan transaksi dan media sosial," kata Andri, dikutip dari Antara, Kamis (11/8/2022).
Tips kedua pengguna media sosial juga harus secara berkala mengubah kata sandi jejaring sosialnya sehingga tidak mudah ditebak oleh pencuri data.
Walaupun terkesan sederhana, mengganti kata sandi secara berkala merupakan salah satu cara paling ampun dalam menjaga data pribadi agar tidak mudah dicuri.
Tips ketiga yang perlu anda lakukan untuk tetap aman di media sosial adalah jangan asal mengklik tautan mencurigakan.
Di media sosial banyak beredar informasi-informasi yang perlu kita cek ulang kebenarannya, dan jangan sembarang tergoda oleh tautan-tautan yang sebenarnya mencurigakan.
Hal ini, untuk menghindari serangan phising yang meretas informasi seperti data akun dan data pribadi lainnya.
Tips keempat, pastikan anda mengenali fitur-fitur pengaman aplikasi dan memanfaatkannya.
Di dalam aplikasi media sosial sebenarnya sudah ada berbagai fitur keamanan yang disediakan, seperti Two Factor Authentication (2FA), One Time Password (OTP), End-to-end encryption, setelan privasi, peringatan masuk akun, dan lainnya.
Kenali dan aktifkan fitur-fitur tersebut untuk menambah keamanan saat bersosial media.
Lalu, tips kelima yang sepertinya kerap dilupakan tetapi sebenarnya penting untuk menjaga data privasi anda, yakni berhati-hati saat memanfaatkan aplikasi Virtual Private Network (VPN).
Terutama untuk pengguna VPN tidak berbayar, anda perlu berhati-hati karena kemungkinan data-data pribadi yang ada di dalam perangkat kita dicuri oleh penjahat siber
Selain itu potensi infeksi malware juga bisa menyusupi VPN tak berbayar, oleh karena itu sebisa mungkin jika mengakses layanan jejaring sosial ataupun keuangan lebih baik tidak menggunakan VPN.
Terakhir, tips keenam, jangan pernah membagikan informasi-informasi penting di media sosial.
Informasi-informasi penting itu kadang secara tidak sadar ternyata dibagikan langsung oleh pengguna media sosial sehingga korban pencurian data sebenarnya secara tidak langsung membuka kelemahannya sendiri.
Misalnya foto tiket atau paspor, foto bukti vaksinasi, foto KTP, bahkan informasi terkait nomor ponsel pribadi kadang secara sembarang diunggah ke jagat dunia maya lewat media sosial.