5 Olahraga Asli Indonesia yang Unik dan Ekstrem

Penulis: Bayu Airlangga , Ilustrasi: Jurnalis
Senin 05 September 2022 19:48 WIB
INDONESIA kaya akan alam dan sumber dayanya. Keindahannya tidak perlu diragukan lagi. Tidak hanya itu, Indonesia juga menyimpan beragam budaya dari Sabang sampai Merauke. Budaya tersebut dapat berupa benda, musik, tarian, hingga olahraga.
Olahraga tentu tidak hanya tentang kebugaran tubuh, tapi juga mempunyai makna yang menggambarkan nilai-nilai luhur masyarakat Indonesia.
Olahraga asli Indonesia ini bahkan sudah banyak yang diperlombakan di tingkat internasional. Berikut daftar olahraga asli Indonesia yang unik bahkan ekstrem.
 
Lompat Batu
Lompa batu atau fahombo merupakan salah satu kebudayaan khas Pulau Nias, Sumatera Utara yang telah mendunia. Olahraga yang hanya boleh diikuti oleh laki-laki ini mulanya dilakukan oleh para pemuda Nias untuk menunjukkan kedewasaan mereka. Batu yang digunakan pun bisa mencapai 2 hingga 2,5 meter.
Dahulu, olahraga ini menjadi syarat bagi para pemuda Nias yang ingin menjadi prajurit. Jika mereka berhasil melompati batu yang tinggi, mereka akan diizinkan untuk ikut berperang.
Seiring berjalannya waktu, tradisi ini masih terus dilakukan namun bukan sebagai syarat mengikuti perang, melainkan sebagai simbol budaya.
Pencak Silat
Pencak silat menjadi salah satu olahraga asli Indonesia yang telah mendunia. Popularitasnya sudah membawa seni bela diri ini dalam pertandingan internasional. UNESCO telah menetapkan pencak silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada Sidang ke-14 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kolombia pada 2019.


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pencak berarti permainan (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, menyerang, dan membela diri.
Istilah 'pencak' awalnya hanya digunakan di wilayah Jawa dan lebih mengacu pada atraksi yang mengedepankan seni dan keindahan, sedangkan kata 'silat' lebih mengedepankan unsur pertarungan dan sering digunakan di daerah Sumatera dan Semenanjung Malaya.
Barulah pada 1948, nama pencak silat digunakan untuk menyatukan berbagai aliran bela diri di Indonesia.
Pacu Jalur
Festival pacu jalur menjadi salah satu festival tertua di Indonesia. Festival ini diselenggarakan di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau. Festival ini mempertunjukkan pertandingan dayung perahu khas daerah Kuansing yang dilakukan secara berkelompok di Sungai Batang Kuantan.
Pathol
Gulat pathol merupakan seni gulat tradisional khas Jawa Timur. Awalnya, bela diri ini digunakan para nelayan untuk melindungi diri dari para perompak saat sedang mencari ikan.
Sama seperti gulat pada umumnya, para pemain gulat pathol saling adu kekuatan dengan mengandalkan kekuatan otot paha, lengan, dan teknik membanting lawan.
Bela diri ini menggunakan pasir sebagai area untuk bermain. Pegulat dinyatakan kalah jika pantat pegulat tersebut menyentuh tanah.
Egrang
Egrang merupakan olahraga tradisional khas Indonesia. Untuk memainkan egrang, pemain harus berdiri dan berjalan di atas pijakan yang sudah dipasang pada sepasang bambu.
Walaupun terlihat sederhana, pemain membutuhkan keseimbangan dan kekuatan otot untuk dapat memainkan permainan egrang ini. Selain melatih keseimbangan, egrang ternyata juga sarat akan filosofi.
Dalam bermain egrang, kepercayaan diri adalah faktor utama. Di sinilah para pemain belajar untuk percaya pada diri sendiri dalam menghadapi masalah di dunia.