BNPB Catat 1.675 Kejadian Bencana Terjadi Sejak Awal 2023
Minggu 04 Juni 2023 17:34 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto melaporkan data yang dihimpun BNPB pada lima bulan awal tahun 2023 ini, sudah terjadi 1.675 kejadian bencana. Di mana 99,1% merupakan kejadian bencana akibat hidrometeorologi.
BACA JUGA: Tiga Jenderal TNI Peraih Adhi Makayasa di Kabinet Jokowi
“Berdasarkan data yang kami himpun dari 1 Januari hingga 31 Mei 2023 terdapat setidaknya 1.675 kejadian yang didominasi oleh bencana hidrometeorologi sebesar 99,1%, dengan rincian 92,5% adalah bencana hidrometeorologi basah dan 6,6% merupakan bencana hidrometeorologi kering, sisanya merupakan bencana geologi dan vulkanologi,” kata Suharyanto dikutip dalam keterangan resminya, Minggu (4/6/2023).
Suharyanto melanjutkan, saat ini perubahan iklim yang terjadi di dunia secara nyata telah meningkatkan potensi kejadian bencana. Hal itu diungkapkan saat memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi Nasional Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) yang dihelat di Pondok Pesantren Alhamidiah, Depok, Jawa Barat, kemarin.
BACA JUGA: 5 Penyebab Manchester City Juara Piala FA 2022-2023
“Perubahan iklim terbukti meningkatkan frekuensi kejadian bencana dengan sangat drastis dan lebih ekstrim,” ujar Suharyanto.
Suharyanto mengatakan jika melihat data bencana terkait iklim dengan dampak signifikan, di tingkat global khususnya sejak tahun 1961, tren kenaikan anomali suhu rata-rata global berbanding lurus dengan peningkatan frekuensi kejadian bencana.
“Hal yang sama dengan data bencana di Indonesia, tren kenaikan jumlah kejadian bencana alam dalam mengalami kenaikan hingga 82% jika dilihat dari tahun 2010 hingga 2022,” kata Suharyanto.
Selengkapnya simak infografis okezone ya!
LIHAT JUGA: 2 Permintaan Unik Timnas Argentina Jelang Lawan Timnas Indonesia di FIFA Matchday
BACA JUGA: Tiga Jenderal TNI Peraih Adhi Makayasa di Kabinet Jokowi
“Berdasarkan data yang kami himpun dari 1 Januari hingga 31 Mei 2023 terdapat setidaknya 1.675 kejadian yang didominasi oleh bencana hidrometeorologi sebesar 99,1%, dengan rincian 92,5% adalah bencana hidrometeorologi basah dan 6,6% merupakan bencana hidrometeorologi kering, sisanya merupakan bencana geologi dan vulkanologi,” kata Suharyanto dikutip dalam keterangan resminya, Minggu (4/6/2023).
Suharyanto melanjutkan, saat ini perubahan iklim yang terjadi di dunia secara nyata telah meningkatkan potensi kejadian bencana. Hal itu diungkapkan saat memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi Nasional Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) yang dihelat di Pondok Pesantren Alhamidiah, Depok, Jawa Barat, kemarin.
BACA JUGA: 5 Penyebab Manchester City Juara Piala FA 2022-2023
“Perubahan iklim terbukti meningkatkan frekuensi kejadian bencana dengan sangat drastis dan lebih ekstrim,” ujar Suharyanto.
Suharyanto mengatakan jika melihat data bencana terkait iklim dengan dampak signifikan, di tingkat global khususnya sejak tahun 1961, tren kenaikan anomali suhu rata-rata global berbanding lurus dengan peningkatan frekuensi kejadian bencana.
“Hal yang sama dengan data bencana di Indonesia, tren kenaikan jumlah kejadian bencana alam dalam mengalami kenaikan hingga 82% jika dilihat dari tahun 2010 hingga 2022,” kata Suharyanto.
Selengkapnya simak infografis okezone ya!
LIHAT JUGA: 2 Permintaan Unik Timnas Argentina Jelang Lawan Timnas Indonesia di FIFA Matchday