Makan Daging Kambing Bisa Sebabkan Hipertensi, Mitos Atau Fakta?
Selasa 27 Juni 2023 17:45 WIB
Melansir National Library of Medicine, klaim bahwa makan daging kambing dapat menyebabkan hipertensi tidaklah benar. Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan hubungan langsung antara konsumsi daging kambing dengan peningkatan tekanan darah.
Sebenarnya, hipertensi lebih sering terkait dengan faktor seperti konsumsi garam berlebihan dalam pengolahan hidangan kambing atau gaya hidup yang tidak sehat secara umum. Penting untuk memperhatikan asupan garam secara keseluruhan dan mengadopsi pola makan seimbang serta gaya hidup yang sehat untuk menjaga kesehatan jantung dan mengendalikan tekanan darah. Selalu disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mengenai kebutuhan gizi dan menerapkan kebiasaan makan yang sehat.
Baca Juga: 4 Hal Penting Dilakukan Usai Santap Makanan Tinggi Kolesterol
Sementara laporan dari Health Desk, terdapat klaim bahwa daging kambing dapat menyebabkan hipertensi karena adanya senyawa Trimethylamine-N Oxide (TMAO) yang terkandung di dalamnya. Namun, perlu dicatat bahwa klaim ini masih perlu diteliti lebih lanjut, terutama melalui uji klinis yang lebih luas dan mendalam.
Saat ini, penelitian mengenai hubungan antara konsumsi daging kambing dan hipertensi masih dalam tahap awal. Penting untuk terus mengikuti perkembangan penelitian dan mendapatkan informasi dari sumber-sumber terpercaya sebelum mengambil kesimpulan definitif mengenai efek daging kambing terhadap hipertensi.
Baca Juga: 5 Tes Kesehatan Wajib Untuk Usia 50an
Daging kambing seringkali dikaitkan dengan stigma hipertensi karena kandungan lemaknya. Meskipun daging kambing termasuk dalam kategori daging rendah lemak, konsumsi yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan asupan energi yang melebihi kebutuhan tubuh.
Peningkatan konsumsi lemak jenuh dapat berhubungan dengan peningkatan kadar kolesterol jahat atau low-density lipoprotein (LDL) dalam darah. Tingginya kadar LDL ini bisa berkontribusi terhadap penyumbatan pembuluh darah oleh lemak, yang pada gilirannya dapat berpotensi meningkatkan risiko masalah kardiovaskular.
Penting untuk menjaga keseimbangan dalam konsumsi daging kambing dan makanan lainnya serta menjaga asupan lemak secara umum. Dalam konteks penyakit kardiovaskular dan hipertensi, penting untuk memilih pilihan makanan yang rendah lemak jenuh dan kaya akan lemak tak jenuh, seperti lemak sehat dari ikan, kacang-kacangan, dan minyak nabati. Selalu disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan atau ahli gizi untuk mendapatkan nasihat yang sesuai dengan kebutuhan individu.
Simak selengkapnya di Infografis!
Sebenarnya, hipertensi lebih sering terkait dengan faktor seperti konsumsi garam berlebihan dalam pengolahan hidangan kambing atau gaya hidup yang tidak sehat secara umum. Penting untuk memperhatikan asupan garam secara keseluruhan dan mengadopsi pola makan seimbang serta gaya hidup yang sehat untuk menjaga kesehatan jantung dan mengendalikan tekanan darah. Selalu disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mengenai kebutuhan gizi dan menerapkan kebiasaan makan yang sehat.
Baca Juga: 4 Hal Penting Dilakukan Usai Santap Makanan Tinggi Kolesterol
Sementara laporan dari Health Desk, terdapat klaim bahwa daging kambing dapat menyebabkan hipertensi karena adanya senyawa Trimethylamine-N Oxide (TMAO) yang terkandung di dalamnya. Namun, perlu dicatat bahwa klaim ini masih perlu diteliti lebih lanjut, terutama melalui uji klinis yang lebih luas dan mendalam.
Saat ini, penelitian mengenai hubungan antara konsumsi daging kambing dan hipertensi masih dalam tahap awal. Penting untuk terus mengikuti perkembangan penelitian dan mendapatkan informasi dari sumber-sumber terpercaya sebelum mengambil kesimpulan definitif mengenai efek daging kambing terhadap hipertensi.
Baca Juga: 5 Tes Kesehatan Wajib Untuk Usia 50an
Daging kambing seringkali dikaitkan dengan stigma hipertensi karena kandungan lemaknya. Meskipun daging kambing termasuk dalam kategori daging rendah lemak, konsumsi yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan asupan energi yang melebihi kebutuhan tubuh.
Peningkatan konsumsi lemak jenuh dapat berhubungan dengan peningkatan kadar kolesterol jahat atau low-density lipoprotein (LDL) dalam darah. Tingginya kadar LDL ini bisa berkontribusi terhadap penyumbatan pembuluh darah oleh lemak, yang pada gilirannya dapat berpotensi meningkatkan risiko masalah kardiovaskular.
Penting untuk menjaga keseimbangan dalam konsumsi daging kambing dan makanan lainnya serta menjaga asupan lemak secara umum. Dalam konteks penyakit kardiovaskular dan hipertensi, penting untuk memilih pilihan makanan yang rendah lemak jenuh dan kaya akan lemak tak jenuh, seperti lemak sehat dari ikan, kacang-kacangan, dan minyak nabati. Selalu disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan atau ahli gizi untuk mendapatkan nasihat yang sesuai dengan kebutuhan individu.
Simak selengkapnya di Infografis!
