Mengenal Efek Gas Air Mata, Zat Ditembakkan saat Tragedi Kanjuruhan
Minggu 02 Oktober 2022 21:00 WIB
AKSI kerusuhan yang melibatkan suporter Arema dengan suporter Persebaya, berujung tragedi yang dikabarkan menewaskan 153 orang merupakan sejarah kelam sepakbola Indonesia. Peristiwa ini juga cukup menyita perhatian publik atas tragisnya penanganan kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang.
Baca Juga: Pernyataan Lengkap Presiden Jokowi Terkait Tragedi Kanjuruhan
Sebelumnya, pihak kepolisian menyebut ada 127 orang yang meninggal dunia akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang. Kerusuhan terjadi usai pertandingan antara Arema versus Persebaya berakhir dengan skor 2-3.
Korban yang meninggal di rumah sakit mayoritas nyawanya tak tertolong karena sudah dalam kondisi memburuk setelah kerusuhan yang terjadi. Mereka mayoritas menjalani sesak napas dan terjadi penumpukan sehingga terinjak - injak karena panik akibat tembakan gas air mata.
Baca Juga: 5 Kerusuhan Paling Tragis dalam Sejarah Sepakbola, Indonesia Terbesar Kedua
Sekadar informasi gas air mata merupakan salah satu senjata andalan aparat penegak hukum. Mereka tak sungkan melepas beberapa tabung gas air mata untuk membubarkan massa. Tentunya Gas air mata dapat menyebabkan gejala yang lebih parah pada orang dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Kebanyakan orang sembuh dengan cepat dari efek gas air mata. Namun, mereka tetap harus mencari bantuan medis jika bersentuhan dengan zat ini. Terlepas dari namanya, gas air mata bukanlah gas. Ini terdiri dari bahan kimia padat atau cair, biasanya dalam semprotan atau bubuk.
Zat ini bereaksi dengan kelembapan sehingga menyebabkan rasa sakit dan iritasi. Inilah sebabnya dapat memengaruhi area tubuh yang lembab, seperti mata, mulut, tenggorokan, dan paru-paru. Gas air mata terdiri dari berbagai bahan kimi diantaranya:
Kloroasetofenon (CN), Chlorobenzylidenemalononitrile (CS), Chloropicrin (PS), Bromobenzylcyanide (CA), Dibenzoxazepine (CR), serta kombinasi bahan kimia lainnya. Setiap jenis gas air mata memiliki nama lain diantaranya adalah, semprotan merica, semprotan capsicum, dan agen pengendali kerusuhan.
Selengkapnya simak infografis okezone ya!
Lihat Juga: 5 Bakal Calon Lawan Potensial Timnas Indonesia di 50 Besar Ranking FIFA
Baca Juga: Pernyataan Lengkap Presiden Jokowi Terkait Tragedi Kanjuruhan
Sebelumnya, pihak kepolisian menyebut ada 127 orang yang meninggal dunia akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang. Kerusuhan terjadi usai pertandingan antara Arema versus Persebaya berakhir dengan skor 2-3.
Korban yang meninggal di rumah sakit mayoritas nyawanya tak tertolong karena sudah dalam kondisi memburuk setelah kerusuhan yang terjadi. Mereka mayoritas menjalani sesak napas dan terjadi penumpukan sehingga terinjak - injak karena panik akibat tembakan gas air mata.
Baca Juga: 5 Kerusuhan Paling Tragis dalam Sejarah Sepakbola, Indonesia Terbesar Kedua
Sekadar informasi gas air mata merupakan salah satu senjata andalan aparat penegak hukum. Mereka tak sungkan melepas beberapa tabung gas air mata untuk membubarkan massa. Tentunya Gas air mata dapat menyebabkan gejala yang lebih parah pada orang dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Kebanyakan orang sembuh dengan cepat dari efek gas air mata. Namun, mereka tetap harus mencari bantuan medis jika bersentuhan dengan zat ini. Terlepas dari namanya, gas air mata bukanlah gas. Ini terdiri dari bahan kimia padat atau cair, biasanya dalam semprotan atau bubuk.
Zat ini bereaksi dengan kelembapan sehingga menyebabkan rasa sakit dan iritasi. Inilah sebabnya dapat memengaruhi area tubuh yang lembab, seperti mata, mulut, tenggorokan, dan paru-paru. Gas air mata terdiri dari berbagai bahan kimi diantaranya:
Kloroasetofenon (CN), Chlorobenzylidenemalononitrile (CS), Chloropicrin (PS), Bromobenzylcyanide (CA), Dibenzoxazepine (CR), serta kombinasi bahan kimia lainnya. Setiap jenis gas air mata memiliki nama lain diantaranya adalah, semprotan merica, semprotan capsicum, dan agen pengendali kerusuhan.
Selengkapnya simak infografis okezone ya!
Lihat Juga: 5 Bakal Calon Lawan Potensial Timnas Indonesia di 50 Besar Ranking FIFA
